Rabu, 24 Desember 2008

Akhirnya Pindah ISP Juga

Setelah sekitar tiga pekan sambungan internet SPEEDY di kantor tidak berfungsi. Akhirnya pindah juga ke INDOSAT. Bayangkan saja, sejak dari tanggal 12 Desember 2008 sampai sekarang, internet tidak dapat ‘nyambungtrus ketika pihak Telkom dihubungi, tanggapannya “Bapak tunggu aja, paling lambat tanggal 31 Desember kami perbaiki”. Wuiiih…akhir tahun? gimana gak kesel.

Akhirnya temen saya di kantor ngusulin untuk pindah aja ke ISP yang lain. Bagi kami, pelayanan ke pelanggan adalah yang utama, apalagi internet di kantor digunakan untuk kirim data dan laporan ke Jakarta. Kalau macet sampai akhir tahun kan jadi runyam masalahnya.

Sekarang di kantor pakai INDOSAT, mudah-mudahan lebih stabil dan pelayanannya lebih bagus. Jadi udah bisa nge-blog lagi he..he.., Saya menulis ini bukannya menjatuhkan salah satu ISP loh. Tapi cuma sebagai sharing pengalaman. Mungkin di tempat lain SPEEDY lebih bagus. Siapa tau ?

Rabu, 10 Desember 2008

Yang Kudapatkan Setelah ‘Blogwalking’

Terkadang setiap orang perlu pemicu dari luar dirinya untuk menumbuhkan kembali motivasinya. Entah motivasi untuk hidup lebih baik, untuk mendapatkan penghasilan lebih besar, meningkatkan ilmu dan wawasan, dan apapun jenis motivasi yang dia inginkan.

Aku sendiri mendapatkan beberapa hal yang menggugah motivasi setelah ‘blogwalking’ secara acak dibantu ‘mbah gugel.’

Motivasi untuk menghafal al-Quran yang dimisalkan seperti Musafir dalam Perjalanan oleh ikhwah dari Forum Komunikasi Islam ITB.

Motivasi untuk beribadah dan sedekah setelah membaca postingannya Pak Abduh tentang Cerita Ustadz Yusuf Mansyur dan Seorang Satpam.

Motivasi dalam pekerjaan yang diceritakan oleh Pakdhe Rovicky tentang Menjadi Pekerja ‘Excellent.’

Semoga pemicu motivasi di atas juga memicu dan menular kepada anda sekalian, para pembaca.

Salam dari seorang ‘blogwalker’

Hati-hati Kalau Ditilang

Di bawah ini cerita dari Pak Abduh di blognya.

**************************************************************

Beberapa waktu yang lalu sekembalinya berbelanja kebutuhan, saya sekeluarga pulang dengan menggunakan taksi. Ada adegan yang menarik ketika saya menumpang taksi tersebut, yaitu ketika sopir taksi hendak ditilang oleh polisi. Sempat teringat oleh saya dialog antara polisi dan sopir taksi.

Polisi (P) : “Selamat siang mas, bisa lihat Sim dan STNK?”

Sopir ( Sop ) : “Baik Pak”

P : “Mas tau..kesalahannya apa”

Sop : “Gak pak”

P : “Ini nomor polisinya gak seperti seharusnya” (sambil nunjuk ke plat nomor taksi yg memang gak standar)

Sambil langsung mengeluarkan jurus sakti mengambil buku tilang? lalu menulis dengan sigap.

Sop : “Pak jangan ditilang deh! wong plat aslinya udah gak tau ilang kemana, kalo ada pasti saya pasang.”

P : “Sudah! saya tilang saja! kamu tau gak banyak mobil curian sekarang.” (dengan nada keras !!)

Sop : (Dengan nada keras juga) “Kok gitu! taksi saya kan Ada STNK-nya pak , ini kan bukan mobil curian!”

P : “Kamu itu kalo dibilangin kok ngotot (dengan nada lebih tegas) kamu terima aja surat tilangnya” (sambil menyodorkan surat tilang warna MERAH)

Sop : “Maaf pak saya gak mau yang warna MERAH suratnya. Saya mau yg warna BIRU aja.”

P : “Hey! (dengan nada tinggi) kamu tahu gak sudah 10 hari ini form biru itu gak berlaku!”

Sop : “Sejak kapan pak form BIRU surat tilang gak berlaku?”

P : “Inikan dalam rangka OPERASI, kamu itu gak boleh minta form BIRU. Dulu kamu bisa minta form BIRU, tapi sekarang ini kamu gak bisa. Kalo kamu gak mau kamu ngomong sama komandan saya” (dengan nada keras dan ngotot)

Sop : “Baik pak, kita ke komandan bapak aja sekalian” (dengan nada nantangin tuh polisi)

Dalam hati saya “berani betul sopir taksi ini”

P : (Dengan muka bingung) ”Kamu ini melawan petugas!?”

Sop : “Siapa yg melawan!? Saya kan cuman minta form BIRU. Bapak kan yang gak mau ngasih.”

P : “Kamu jangan macam-macam yah! saya bisa kenakan pasal melawan petugas!”

Sop : “Saya gak melawan! Kenapa bapak bilang form BIRU udah gak berlaku? Gini aja pak saya foto bapak aja deh, kan bapak yg bilang form BIRU gak berlaku.” (sambil ngambil HP)

Wah.. wah hebat betul nih sopir. berani, cerdas dan trendy (terbukti dia mengeluarkan hp-nya yang ada berkamera)

P : “Hey! Kamu bukan wartawan-kan! ? Kalo kamu foto saya, saya bisa kandangin.” (sambil berlalu)

Kemudian si sopir taksi itupun mengejar itu polisi dan sudah siap melepaskan ‘shoot pertama’ (tiba-tiba dihalau oleh seorang anggota polisi lagi)

P 2 : “Mas, anda gak bisa foto petugas sepeti itu.”

Sop : “Si bapak itu yg bilang form BIRU gak bisa dikasih.” (sambil tunjuk polisi yg menilangnya)

Lalu si polisi ke 2 itu menghampiri polisi yang menilang tadi, ada pembicaraan singkat terjadi antara polisi yang menghalau si sopir dan polisi yang menilang. Akhirnya polisi yg menghalau tadi menghampiri si sopir taksi.

P 2 : “Mas mana surat tilang yang merah nya?” (sambil meminta)

Sop: “Gak sama saya pak?. Masih sama temen bapak tuh” (polisi ke 2 memanggil polisi yang menilang)

P : “Sini tak kasih surat yang biru.” (dengan nada kesal)

Lalu polisi yang nilang tadi menulis nominal denda sebesar Rp..30.600 sambil berkata “nih kamu bayar sekarang ke BRI, lalu kamu ambil lagi SIM kamu disini, saya tunggu?…”

Sop : (Yes!!) “Ok pak ..gitu dong kalo gini dari tadi kan enak.”

Kemudian si sopir taksi segera menjalnkan kembali taksinya sambil berkata pada saya, “Pak .. maaf kita ke ATM sebentar ya … mau transfer uang tilang.” Saya berkata “ya silakan.”

Sopir taksipun langsung ke ATM sambil berkata, “Hatiku senang banget pak, walaupun di tilang, bisa ngasih pelajaran berharga ke polisi itu.. Untung saya paham macam2 surat tilang.”

Tambahnya, “Pak kalo ditilang kita berhak minta form Biru, gak perlu nunggu 2 minggu untuk sidang. Jangan pernah pikir mau ngasih DUIT DAMAI. Mending bayar mahal ke negara sekalian daripada buat oknum!”

Dari obrolan dengan sopir taksi tersebut dapat saya infokan ke Anda sebagai berikut :

SLIP MERAH, berarti kita menyangkal kalau melanggar aturan. Dan mau membela diri secara hukum (ikut sidang) di pengadilan setempat.

Itupun di pengadilan nanti masih banyak calo, antrian panjang dan oknum pengadilan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilai tilang… Kalau kita tidak mengikuti sidang, dokumen tilang dititipkan di kejaksaan setempat, di sinipun banyak calo dan oknum kejaksaan yang melakukan pungutan liar berupa pembengkakan nilai tilang.

SLIP BIRU, berarti kita mengakui kesalahan kita dan bersedia membayar denda. Kita tinggal transfer dana via ATM ke nomer rekening tertentu (kalo gak salah norek Bank BUMN).

Sesudah itu kita tinggal bawa bukti transfer untuk ditukar dengan SIM/STNK kita di kapolsek terdekat di mana kita ditilang.

You know what!? Denda yang tercantum dalam KUHP Pengguna Jalan Raya tidak melebihi 50ribu! dan dananya RESMI MASUK KE KAS NEGARA.

Sabtu, 06 Desember 2008

Pemilu dan Demokrasi dari Sudut Pandang Seorang Golput

Banyak alasan seseorang memilih golput dalam pemilu, pilkada ataupun pilpres. Pertama, sebagian memilih golput karena sudah jenuh dan tidak percaya lagi dengan sistem yang ada. Apapun hasilnya, keadaan tidak banyak berubah. Pengalaman dari pemilu yang lalu-lalu yang menang dan berkuasa ya orangnya itu-itu juga. Korupsi, kolusi dan nepotisme tetap menjadi budaya laten yang mengurat-akar. Sedangkan rakyat kecil semakin terhimpit oleh beban kebutuhan ekonomi yang tiap hari semakin berat. Mungkin sebagian ada yang sampai berfaham nihilisme.

Kedua, memilih golput karena pemilu dan demokrasi adalah produk import dari dunia barat, meniadakan hak-hak Tuhan untuk ditaati, karena pada pemilu dan demokrasi, suara terbanyaklah yang menang, benar dan berkuasa. Kalau mayoritas menghendaki untuk menghalalkan judi dan miras ya menjadi halal-lah hal itu. Demokrasi dianggap melucuti hak Tuhan untuk mengatur kehidupan makhluk-Nya di muka bumi. Sebagian dari kelompok ini mungkin menjadi begitu ekstrim sehingga menganggap pemerintahan yang dihasilkan oleh sistem pemilu dan demokrasi adalah pemerintahan kafir, wajib diperangi, antek barat dan harus diberontak. Ini hanya sebagian, karena tidak semua yang golput dengan alasan ideologis di atas menjadi ekstrim. Coba lihat di sini

Ketiga, memilih golput karena memang tidak ada pilihan lain selain golput. Untuk yang ini lebih tepatnya ‘terpaksa golput’, mungkin karena lagi berada di luar negeri, sedang kerja eksplorasi di tengah hutan (kayak saya..hehe), sedang menangani rig di lepas pantai, atau memang tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) di KPPS setempat.

Saya tidak ingin berkomentar mana yang benar dan yang salah. Toh setiap orang punya pilihannya masing-masing. Golput juga memilih, ‘memilih untuk tidak memilih’. Hanya sedikit memprediksi, jumlah pemilih yang golput bakalan meningkat tahun depan.

Ada alasan lain lagi? Silahkan tambahkan.

Rabu, 03 Desember 2008

Istriku Lulus Tes Dosen Universitas Mulawarman

Niatan cuma ikut rame-rame, persiapan yang seadanya, ngisi jawaban sekenanya, sampai pesimis bisa lulus karena pesaingnya ‘kelas kakap’. Eh, malah lulus jadi dosen Jurusan Ilkom, FMIPA Unmul. Bukannya melebih-lebihkan, tapi ya githu lah kenyataannya.

Sejak awal niatan istriku buat ikut tes dosen cuma sekedar ikut saja, disamping juga karena ‘terpaksa’ disuruh ortu, lagian mana pernah punya perasaan optimis bisa jadi dosen. Bahkan sempat-sempatnya nantangin teman-temannya, “Kalau aku lulus jadi dosen, kutraktir pizza deh.” Tapi ternyata tes tertulis tahap 1 lulus. Dari puluhan peserta, lulus 6 orang untuk ikut tes wawancara dan kemampuan tahap 2. “Hayoo…mana janji pizza-nya.”

Surprise juga bisa lulus tes tulis. Mulai dari itu istriku mulai serius mempersiapkan diri. Kadang belajar sampai malam, trus browsing di internet buat cari bahan presentasi siap-pakai. Hari H dilewati kayak orang yang nahan buang hajat aja…hehe,

Pengumuman tanggal 29 November 2008, tapi tahun ini istriku berangkat menunaikan ibadah haji, jadinya aku yang sibuk ngurusin kelengkapan berkasnya setelah pengumuman. Capee deh…

********

Oya, kenapa gak bareng-bareng istri berangkat berhajinya? Isriku udah daftar duluan (tahun 2004) sebelum nikah (2007), jadinya gak bisa bareng.

Orang Indonesia High-Class, Tapi…

Berikut ini tulisan Pak Gunawan, yang dia juga mengutip tulisan dari sahabatnya, tentang kecelakaan penerbangan akibat lifestyle orang Indonesia yang masih kurang disiplin. Saya kutip dari Blog Liputan 6 SCTV. Semoga bermanfaat.

******************

Oleh: Gunawan

Tulisan di bawah adalah surat sahabat saya, yang meminta suratnya untuk disebarluaskan, karena menurutnya sangat perlu untuk diketahui oleh semua orang, harapannya jangan sampai terjadi lagi hal yang mengerikan di dunia penerbangan. Silakan Anda simak.

Teman-teman yang budiman,

Saya sedih mendengar terbakarnya pesawat Garuda, GA 200 pada tanggal 7 Maret 2007, pukul 07.00 pagi, jurusan Jakarta-Yogyakarta di Bandara Adisucipto. Saya tidak tahu apa penyebabnya. Tapi kejadian itu sungguh menyayat hati dan perasaan.

Kemudian saya teringat beberapa bulan yang lalu terbang ke Batam dengan menggunakan pesawat Garuda juga. Di dalam pesawat duduk disamping saya seorang warga Jerman. Pada saat itu dia merasa sangat gusar dan terlihat marah, karena tiba-tiba mendengar suara handphone tanda sms masuk dari salah satu penumpang, padahal saat itu pesawat dalam posisi mau mendarat. Orang ini terlihat ingin menegur tetapi tidak berdaya karena bukan merupakan tugasnya.

Ketika ditanya kenapa tiba-tiba dia bersikap seperti itu, kemudian dia bercerita bahwa dia adalah Manager salah satu perusahaan industri, dia adalah supervisor khusus mesin turbin. Saat dia melaksanakan tugasnya tiba-tiba mesin turbin mati, setelah diselidiki ternyata ada salah satu petugas sedang menggunakan ponsel di dalam ruangan mesin turbin.

Orang Jerman ini menjelaskan bahwa apabila frekwensi ponsel dengan mesin turbin ini kebetulan sama dan sinergi, akan berakibat mengganggu jalannya turbin tersebut, lebih fatal lagi berakibat turbin bisa langsung mati.

Rakyat kita ini memang high classhandphone nya mahal, transportasi pakai pesawat. Tapi bodohnya gak ketulungan. Ada yang gak tahu kenapa larangan itu dibuat, ada yang tahu tapi tetap gak peduli. Orang Indonesia harus selalu belajar dengan cara yang keras.

Buat yang belum tahu, kenapa tidak boleh menyalakan Handphone di pesawat, berikut penjelasannya:
Informasi yang didapat dari ASRS (Aviation Safety Reporting System) bahwa ponsel mempunyai kontribusi yang besar terhadap keselamatan penerbangan. Sudah banyak kasus kecelakaan pesawat terbang yang terjadi akibatkan oleh ponsel. Mungkin informasi dibawah ini dapat bermanfaat untuk kita semua,
terlebih yang sering menggunakan pesawat terbang.

Contoh kasusnya antara lain; 10 January 2000. Pesawat Crossair dengan nomor penerbangan LX498 baru saja take-off dari bandara Zurich , Swiss. Sebentar kemudian pesawat menukik jatuh. Sepuluh penumpangnya tewas. Penyelidik menemukan bukti adanya gangguan sinyal ponsel terhadap sistem kemudi pesawat.

Sebuah pesawat Slovenia Air dalam penerbangan menuju Sarajevo melakukan pendaratan darurat karena sistem alarm di kokpit penerbang terus meraung-raung. Ternyata, sebuah ponsel di dalam kopor dibagasi lupadimatikan, dan menyebabkan gangguan terhadap sistem navigasi.

Boeing 747 Qantas tiba-tiba miring ke satu sisi dan mendaki lagi setinggi 700 kaki justru ketika sedang “final approach” untuk “landing” di bandara Heathrow, London. Penyebabnya adalah karena tiga penumpang belum mematikan komputer, CD player, dan electronic game masing-masing (The Australian, 23-9-1998).

Di Indonesia? Begitu roda-roda pesawat menjejak landasan, langsung saja terdengar bunyi beberapa ponsel yang baru saja diaktifkan. Para “pelanggar hukum” itu seolah-olah tak mengerti, bahwa perbuatan mereka dapat mencelakai penumpang lain, di samping merupakan gangguan terhadap kenyamanan orang lain. Padahal awak kabin selalu mengingatkan penumpang sebelum take off dan ketika akan mendarat, ponsel harus dimatikan, tidak hanya di-switch agar tidak berdering selama berada di dalam pesawat.

Berikut merupakan bentuk ganguan-gangguan yang terjadi di pesawat:

Arah terbang melenceng, Indikator HSI (Horizontal Situation Indicator) terganggu , Gangguan penyebab VOR (VHF Omnidirectional Receiver) tak terdengar, Gangguan sistem navigasi, Gangguan frekuensi komunikasi, Gangguan indikator bahan bakar, Gangguan sistem kemudi otomatis, Semua gangguan diatas diakibatkan oleh ponsel, sedangkan gangguan lainnya seperti Gangguan arah kompas diakibatkan oleh CD & game. Gangguan indikator CDI (Course Deviation Indicator) diakibatkan oleh gameboy. Semua informasi diatas adalah bersumber dari ASRS.

Dengan melihat daftar gangguan diatas kita bisa melihat bahwa bukan saja ketika pesawat sedang terbang, tetapi ketika pesawat sedang bergerak di landasan pun terjadi gangguan yang cukup besar akibat penggunaan ponsel.

Kebisingan pada headset para penerbang dan terputus-putusnya suara mengakibatkan penerbang tak dapat menerima instruksi dari menara pengawas dengan baik.

Untuk diketahui, ponsel tidak hanya mengirim dan menerima gelombang radio melainkan juga meradiasikan tenaga listrik untuk menjangkau BTS (Base Transceiver Station). Sebuah ponsel dapat menjangkau BTS yang berjarak 35 kilometer. Artinya, pada ketinggian 30.000 kaki, sebuah ponsel bisa menjangkau ratusan BTS yang berada dibawahnya.

Sekiranya bila kita naik pesawat, bersabarlah sebentar. Semua orang tahu kita memiliki ponsel. Semua orang tahu kita sedang bergegas. Semua orang tahu kita orang penting. Tetapi, demi keselamatan sesama, dan demi sopan santun menghargai sesama, janganlah mengaktifkan ponsel selama di dalam pesawat terbang. Semoga suatu hari rakyat kita bisa sedikit lebih pintar.

Wassalam,

Hetty Yulianti

Sangat beralasan kekhawatiran sahabat saya, karena sayapun kerap mengalami dan melihat di dalam pesawat ada penumpang tidak peduli dengan bahaya yang akan terjadi, akibat ulahnya. Mungkin ada baiknya para produser ponsel ketika mengiklankan produknya, memberikan peringatan bahaya pemakaian ponsel di dalam pesawat, seperti yang telah dilakukan iklan rokok.

Harapannya sih bisa mengurangi pelanggaran yang ada, jika tidak pun kita sebagai manusia cukup mengelus dada sendiri, buang napas, dan memaklumi bahwa perilaku seperti ini memang sudah laten dan mendarah daging.

Salam SCTV

Senin, 01 Desember 2008

Wukuf di Arafah 7 Desember 2008

Mekkah, (ANTARA News) – Pemerintah Arab Saudi menetapkan 1 Dzulhijjah 1429 Hijriyah jatuh pada 29 November 2008, sehingga waktu wukuf di Arafah akan berlangsung pada 7 Desember 2008 (9 Dzulhijjah 1429 H).

“Naskah resminya belum kami terima, tapi lembaga Qodoul A`la (Mahkamah Agung) kepada kami menyatakan akhir Dzulqo’idah telah ditetapkan pada Jumat (28/11) dan Sabtu (29/11) adalah awal Dzulhijjah,” kata Kepala Teknis Urusan Haji (TUH), Nurshamad Kamba, di Mekkah, Sabtu.

Dengan penetapkan 1 Dzulhijjah 1429 H pada 29 November 2008, maka wukuf di Arafah yang merupakan puncak haji akan berlangsung pada 7 Desember 2008 (9 Dzulhijjah 1429 H) dan hal itu berarti hari raya ‘Idul Adha jatuh pada 8 Desember 2008 (10 Dzulhijjah 1429).

“Biasanya tidak ada perubahan antara keputusan Qodoul A`la dengan pengumuman pemerintah,” katanya.
Mengenai prosesi di Armina (Arafah, Muzdalifah, Mina), ia mengatakan petugas siap melayani jemaah haji Indonesia untuk wukuf atau prosesi Armina.

“Soal jemaah masuk Arafah itu, insya-Allah 100 persen lancar, karena hal itu memang tanggungjawab pemerintah sini (Arab Saudi). Transportasinya dikelola langsung oleh muassasah dan naqobah, kita hanya membantu,” katanya.

“Biasanya, jam 02.00 WAS pada tanggal 9 Dzulhijjah dini hari, jemaah kita sudah ada yang sampai di Arafah. Insya-Allah semuanya siap. Tinggal masalah katering, semoga tidak seperti tahun lalu, karena ada perbaikan-perbaikan,” katanya. (*)

Sumber dari Antara.co.id