Jumat, 30 Januari 2009

Membanggakan Nasab

Saya merasa geli kalau ada orang yang membangga-banggakan nasabnya. "Kakek moyang saya keturunan kerajaan lho!", "Keluarga kami keluarga habib!" dan berbagai ucapan lainnya. Atau dalam bentuk tindakan seperti meremehkan orang lain yang dianggapnya berasal dari kelas lebih rendah. 
Lucu, karena hal yang dibanggakan bukan berasal dari dirinya sendiri. Bukan dari hasil perbuatannya. Bukankah kita tidak bisa memilih terlahir dalam keluarga apa, anak siapa, keturunan siapa. Kalau toh moyang kita terkenal dengan kebaikannya atau dengan status sosialnya, mereka telah berlalu dengan membawa amalnya masing-masing. 
Tinggal kita saja lagi yang ingin pulang membawa apa. Ingin membawa amal sendiri atau pulang kepada Allah tanpa amal yang bisa dibanggakan. Saya jadi teringat pepatah Arab, "Barangsiapa yang lambat amalnya, tidak akan dipercepat oleh nasabnya".

Poster dan Spanduk Para Caleg

Dua bulan terakhir ini, dan mungkin sekitar dua bulan ke depan, kita akan banyak menemukan di mana-mana terdapat poster, spanduk, billboard para caleg yang akan bertarung di Pemilu tanggal 9 April 2009 mendatang. Mereka tentunya memperkenalkan diri sekaligus menampilkan kelebihan-kelebihannya agar mendapat dukungan dari kita-kita ini sebagai voter.
Entah kelebihan dalam hal apa, meskipun cuma dalam hal tampang doank!, yang penting menarik peminat sebanyak-banyaknya. Sebagian saya melihat masih berusia sangat muda. Mungkin baru lulus kuliah (atau SMU?), bagaimana nantinya suasana di DPRx ya kalau mereka terpilih.
Saya sendiri tidak tertarik dengan Pemilu. Bukan berarti saya warga negara yang tidak baik. Toh saya punya NPWP, bayar pajak tiap bulan, punya SIM A dan SIM C. Hanya saja, saya masih lebih memilih golput.

Rabu, 28 Januari 2009

Berkah Di Balik Hujan

Hujan lagi! Hampir setiap hari hujan di kota ini. Tapi wajar karena sekarang memang puncaknya musim hujan. Banyak yang mengeluh karena merasa terganggu urusannya. Tidak bisa jalan-jalan, tidak bisa keluar rumah dan beraktivitas di luar.
Namun sebagaimana sebuah cerita, selalu dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Bukankah hujan membawa berkah bagi kebun, tanaman, hutan, hewan-hewan yang ada di dalamnya. Membuat tumbuhan dan pepohonan subur tanpa kekurangan air.
Selama hujan itu tidak membawa bencana, maka patut kita syukuri. Tiap rintiknya memberi kehidupan bagi kita dan lingkungan sekitar. Seandainya diwajibkan bagi kita untuk bersyukur atas setiap tetesnya, tentu tidak akan pernah cukup lisan kita untuk bersyukur.

Perselisihan Dengan Istri

Kadang-kadang perselisihan dengan istri tidak selamanya membawa dampak buruk. Perselisihan itu wajar. Yang tidak wajar apabila perselisihan yang terjadi malah membuat masalah semakin besar. Biasanya ego manusia yang membuat masalah menjadi besar.
Yang lebih penting adalah bagaimana me-manage perselisihan agar menjadi sarana untuk semakin memahami satu sama lain. Apabila sudah saling memahami, maka setiap harinya akan semakin mesra, semakin sayang, semakin .....
Kalau begitu saya pengen tiap hari berselisih dengan istri...hehe. Istriku tersenyum dan membalas dengan timpukan bantal guling. Pagi yang indah bukan!

Sahabat Sejati

Sahabat adalah orang yang dengannya kita dapat bercermin diri. Melihat kekurangan dan kesalahan diri kita. Sahabat bukanlah orang yang selalu berbicara tentang betapa baiknya diri kita. Namun ia dapat menunjukkan kesalahan dan kekeliruan kita dengan cara yang santun. Itulah sahabat sejati.